Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, membangun lagi sebuah unit instalasi pengolah air limbah biogas dari limbah tahu sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan dan pemanfaatan bahan bakar alternatif.

Kepala Seksi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Kantor Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Supriyatno, di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa pembangunan instalasi pengolah limbah tahu ini akan dibangun di Kelurahan Duwet, Kecamatan Pekalongan Selatan.

"Sedangkan, dana pembangunan IPAL itu berasal dari dana alokasi khusus (DAK) lingkungan hidup sebesar Rp99 juta dan dana hibah Rp150 juta," katanya.

Menurut dia, pembangunan IPAL biogas limbah tahu ini, sebelumnya juga telah dibangun sebanyak dua unit di Kelurahan Duwet karena daerah tersebut merupakan sentra produksi tahu dan tempe.

"IPAL biogas limbah tahu ini akan kami bangun pada tahun ini. Adapun, saat ini kami sedang mencari lahan yang cocok untuk dibangun IPAL itu," katanya.

Ia mengatakan bahwa pembangunan IPAL limbah tahu tersebut, nantinya bisa memberikan manfaat ganda pada warga sekitar, yaitu selain akan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan biogas yang dihasilkan dari sumur IPAL sebagai bahan bakar alternatif untuk keperluan memasak.

"Sebelum dibangun IPAL, perajin tahu membuang limbah cair produksi ke saluran air di sekitar lingkungannya sehingga menimbulkan bau busuk dan tidak nyaman," katanya.

Menurut dia, berdasarkan data, sebelum dibangun IPAL, potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah tahu di Kelurahan Duwet rata-rata mencapai 192 meter kubik.

"Tercatat sebanyak 70 unit usaha tahu di Kelurahan Duwet dengan kapasitas produksi mencapai 1.980 kilogram/ hari ini, para perajin semula membuang sisa limbah tahu ke sungai Baros," katanya.