Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Januari hingga September 2012 mencapai 12 orang atau meningkat dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya sebanyak sembilan orang.

Kepala Bidang Pengawasan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Tuti Widayati di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa meningkatnya pengidap HIV/AIDS tersebut karena pihak komisi pengendalian AIDS daerah setempat belum beroperasi secara optimal.

"Selain itu, klinik "voluntary conceling and testing" juga belum diakses maksimal. Kami menilai masyarakat belum memanfaatkan klinik konsultasi dan tes HIV/AIDS dengan baik," katanya.

Seperti diketahui Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.

Menurut dia, selama 2004 hingga September 2012, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Pekalongan sebanyak 50 orang.

"Adapun faktor resiko kasus itu terbanyak diidap oleh heteroseksual sebanyak 92 persen, homoseksual dua persen, perinatal empat persen, dan IDU sebanyak dua persen," katanya.

Ia mengatakan bahwa pengguna narkoba suntik dan multipatner seks akan memudahkan penularan penyakit HIV terhadap perempuan dan anak.

"Seringkali para perempuan akan menjadi korban penularan HIV/AIDS ini karena mereka tidak mampu mengambil keputusan melakukan hubungan seks yang aman," katanya.

Menurut dia, perempuan yang terjangkit AIDS akan memiliki resiko besar mudah menularkan virus ke janin yang dikandungnya sehingga mereka diharapkan tidak perlu hamil.

"Sebaiknya, perempuan yang terjangkit AIDS tidak perlu hamil. Akan tetapi jika ingin mempunyai anak sebaiknya ikut program pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA)," katanya.