Demikian disampaikan Ir Beni Diah Madusari, akademisi dari Universitas Pekalongan saat berbicara pada sosialisasi dampak perubahan iklim terhadap kondisi sosial ekonomi Kota Pekalongan, Selasa (11/12). Menurut Beni, luas wilayah Kota Pekalongan yang berpotensi terkena rob mencapai lebih dari 4 ribu hektar (ha) dan panjang pantainya lebih kurang 5 kilometer. “Lahan tambak yang terkena mencapai 550 ha dan sawah 183 hektar yang tersebar di wilayah desa Degayu, Pabean, Panjang Baru, Krapyak Lor, Panjang Wetan, Kandang Panjang dan Bandengan,” katanya. Beni menunjukkan lahan pantai yang berupa tambak, sawah telah menjadi genangan dengan sanitasi tinggi sehingga budidaya ikan maupun padi di kawasan itu tidak produktif, bahkan pada tahun 2011 mengalami gagal panen.
“Lahan
pantai yang terkena atau rawan rob merupakan lahan yang sangat penting
bagi masyarakat, karenanya diperlukan tekhnolgi tepat guna untuk
memanfaatkan lahan rentan rob untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat,” katanya. Terkait dengan itu, Beni menawarkan beberapa solusi, di antaranya relokasi, akomodasi dan proteksi.
Sementara itu perwakilan The Deutsche Gesellschaft für Internationale
Zusammenarbeit ( GIZ ) Muhamad Nurhadi menilai, terkait perubahan
iklim di Kota pekalongan belum ada proyeksi iklim secara khusus di Kota
pekalongan. Perkiraan iklim di masa yang akan datang dikaji dari iklim
kawasan dan regional. “Saat ini kenaikan permukaan air laut mencapai 0,6 sentimeter sampai dengan 0,8 sentimeter pertahun,” katanya.
Diperkirakan, 100 tahun mendatang permukaan air laut akan naik sampai
0,8 meter dan mempengaruhi 913, 8 hektar lahan yang memiliki njarak
sampai 2 kilometer dari garis pantai. (MC/Humas & Protokol/AN
Takari/Kus/toeb) 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Saya sedikit koreksi luas areal yang berpotensi terkena rob 4
ReplyDeleteLuas Kota Pekalongan sekitar 45oo Ha,kalau yang potensi terkena rob 4000 Ha masyarakatnya mau kemana? apa datanya tidak salah?
ReplyDelete