Nelayan Kota Pekalongan melarung kepala kerbau atau oleh nelayan setempat disebut kebo sagluntung pada acara sedekah laut yang diselenggarakan DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pekalongan, Sabtu (8/9).
Kebo Sagluntung yang terdiri dari kepala kerbau, empat kaki kerbau, ekor kerbau, daging dan polo gumantung (sayur-sayuran dan buah-buahan), polo kependem (umbi-umbian) serta jajanan pasar itu ditempatkan dalam kapal tiruan. Kapal tiruan berisi sesaji itu kemudian dibawa ke tengah laut. Setelah mencapai jaraka sekitar 3 mil, kapal itu pun dibuang ke laut. Puluhan warga yang mengiringi kapal sesaji itu pun segera terjun ke laut untuk berebut sesaji.
Ketua HNSI Kota Pekalongan Rasdjo Wibowo menjelaskan, sedekah laut yang digelar hari itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang dilimpahkan kepada nelayan. Menurut dia, sejumlah sesaji yang dilarung tersebut mengandung makna filosofis.
"Kerbau itu melambangkan kebodohan. Dalam tradisi ini, kepala kerbau dilarung, dimaksudkan agar nelayan dijauhkan dan dihilangkan dari kebodohan," jelasnya.
Sedangkan polo gumantung dan polo kependem menyiratkan rezeki yang ada di atas bumi agar diturunkan dan rezeki yang ada di bawah bumi agar dikeluarkan sehingga kehidupan nelayan lebih sejahtera. Adapun jajanan pasar menyimbolkan keramaian.
"Harapan kami, laut bisa ramai, hasil tangkapan nelayan melimpah sehingga nelayan lebih sejahtera," paparnya.
Larung sesaji hari itu, selain diikuti oleh keluarga nelayan dari berbagai rukun nelayan, juga diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Pekalongan. Di antaranya Wakil Wali Kota A Alf Arslan Djunaid, Ketua DPRD Kota Pekalongan M Bowo Leksono, Kapolres Pekalongan Kota AKBP Dhani Hernando dan Dandim 0710/Pekalongan Letkol Kav Wahyu eko Purnomo
Saturday, September 8, 2012
Hilangkan Kebodohan, Nelayan Pekalongan Larung Kepala Kerbau
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment